Senin, 18 Mei 2009

Susahnya jadi guru kreatif

Apa yang dikawatirkan oleh Walser sekarang telah terbukti. Perkembangan masyarakat didominasi oleh mereka yang memiliki pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup tentang hal-hal tadi.

Siapa yang membantu anak didik memiliki segudang ”kemampuan” itu? Masyarakat akan menaruh harapan itu pada institusi sekolah. Hampir sebagian besar waktu anak dialaminya bersama sekolah. Dalam hal ini, guru adalah sosok yang mempunyai peran besar.

Peran guru dan sekolah

Peran guru dan sekolah bagi anak didik bersifat unik. Unik karena mereka tidak bisa menggeneralisasi kebutuhan anak didik dalam cara, bentuk, dan ukuran yang sama. Idealnya sebuah sekolah, menurut Stoll (1996), mampu memberikan pelayanan optimal kepada anak didiknya. Ia juga diharapkan dapat menjamin bahwa setiap peserta didik mampu mencapai standar optimal yang bisa mereka raih.

Sekolah pun bertanggung jawab agar seluruh aspek dalam diri peserta didik, baik terkait hal akademik maupun di luar akademik, agar berkembang secara penuh, dan itu hanya mungkin terjadi jika sekolah terus-menerus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi setiap anak didiknya.

Tantangan pengajaran dan pembelajaran saat ini, kata guru Matematika, telah berubah 180 derajat. Perkembangan teknologi informasi, perubahan struktur masyarakat, dan maju pesatnya pengetahuan, serta munculnya teori pembelajaran baru telah mengubah hal yang esensi dari tugas pokok seorang guru.

Ia bukan lagi ”aktor” di kelas, dengan kekuasaannya dan pengetahuannya, yang mengatur apa pun yang terjadi di kelas. Guru bukan lagi ”sumur kang lumaku tinimba”, sumber dan mata air satu-satunya dalam pembelajaran di kelas. Sekarang, justru siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Peran guru lebih menjadi fasilitator bukan orator, yang hanya bisa memerintah anak didiknya melakukan ini atau itu. Ia juga lebih menjadi motivator dan bukan eksekutor.

Setiap anak memiliki beragam kekhasan dan keunikan. Dalam belajar, ia menggunakan dari yang visual, audio, sampai kinestetik. Gardner juga mengingatkan adanya multikecerdasan pada setiap anak mulai bersifat logis-matematis, linguistik, musik, sampai intrapersonal.

Kita mengetahui pula taksonomi Bloom, dengan enam fase akusisi pengetahuannya. Kohlberg dengan tahapan perkembangan moralnya. Perkembangan usia pada diri anak sejak usia taman bermain sampai dewasa ternyata memiliki karakteristik perkembangan sosial, moral, emosional, dan kognitif yang harus disadari guru.

Semua itu tentu saja menuntut sebuah peran baru, unik, tetapi juga tidak ”gampang” dari seorang guru. Ia mengandaikan seorang guru yang ”khas”, guru memahami konteks luas itu, terampil dan kreatif dalam pendekatan mengajar, mampu memahami dan memfasilitasi keberbedaan pada diri tiap anak.

Peran itu tidak akan mungkin dijalankan seorang guru ketika mereka sendiri tidak mau menyiapkan diri, belajar terus-menerus, dan mengembangkan diri ke arah tersebut. Seorang guru, dengan peran yang berbeda dibandingkan masa lampau, tetaplah ia memiliki pengaruh yang demikian besar bagi anak didik.

Guru adalah seorang pembelajar. Sebagai pembelajar, guru memiliki karakteristik belajar yang berbeda dibandingkan seorang anak. Ia adalah pembelajar yang dewasa (adult learner). Karakteristik belajarnya bersifat khas, misalnya, seorang guru mempunyai cara belajar mandiri, mereka senantiasa memanfaatkan atau mengaitkan dengan pengetahuan atau pemahaman yang mereka miliki sebelumnya.

Mereka belajar secara kontekstual, senantiasa harus menemukan kaitan yang dipelajari dengan situasi nyata dalam hidupnya. Model pembelajaran sifatnya pemecahan masalah (problem solving) lebih menarik dibandingkan yang teoretikal sifatnya. Seorang guru selalu fokus dengan tujuan (goal) daripada sekadar rutinitas yang tidak jelas arahnya.

Ia lebih tergerak oleh pendekatan atau cara pengajaran daripada sekadar isi yang diajarkan. Ia lebih tersentuh ketika disapa secara pribadi dan dihargai. Ia ingin kemanusiaan, kedewasaan, dan pengalamannya disentuh dan diperhatikan.

Suasana interaktif, berbagi pengalaman, dan apresiasi yang sifatnya positif akan lebih membuat mereka termotivasi dan lebih terbuka pada hal yang baru.

Ruang-ruang kreatif

Dalam pandangan saya setidaknya ada dua ruang yang dapat membuat guru mampu berkembang menjadi pribadi kreatif. Ruang itu bersifat internal (dalam dirinya sendiri), dan kedua sifatnya eksternal (lingkungan sekitarnya).

Dalam dirinya harus tertanam, dalam istilah Fullan (1993), jiwa inquiry. Ini merupakan proses tanpa henti dan berlangsung sepanjang hayat. Kegiatan paling esensial seorang guru yang berjiwa inquiry adalah bertanya, termasuk sejauh mana pengajarannya relevan atau tidak dengan kebutuhan anak didiknya.

Kebiasaannya untuk ”mempersoalkan dan menguji beragam hal” dilakukannya dalam beragam aktivitas pribadi seperti praktik reflektif, jurnal pribadi, penelitian tindakan, bekerja di bawah pengawasan, dan kerja sama dengan sejawat.

Faktor eksternal, tidak lain adalah lingkungan sekolah itu sendiri. Serangkaian penataran, seminar, pelatihan, atau kegiatan pengembangan edukatif bagi guru mempunyai tujuan yang menjulang tinggi dan mulia, tetapi acap kali kurang mengakomodasi beragam kepentingan dan cara belajar guru.

Yang terjadi, kegiatan itu menjadi semacam penataran P-4, pada Orde Baru, tetapi tanpa pernah mengubah apa pun. Ia kurang memfasilitasi apa yang menjadi ketertarikan (interest), kesiapan (readiness), dan karakteristik belajar guru (learning style) yang berbeda.

Beragam pembinaan lebih terkesan formalitas, proyek semata dan sekadar menghabiskan anggaran. Kegiatan yang seharusnya 6 hari dipadatkan menjadi 3 hari dengan uang saku sama jumlahnya. Hasilnya, guru merasa bosan, digurui, menolak, pesimistis, dan akhirnya justru menjadi tidak termotivasi belajar karena merasa menjadi obyek belaka.

Semua itu menjadi lengkap tatkala mereka tidak mengalami bentuk-bentuk kegiatan pendampingan di sekolah.

Guru kembali dalam tradisi lama pengajarannya bersama anak didiknya. Perubahan guru lebih bersifat artifisial, misalnya berapa jumlah sertifikat yang dimiliki guru itu daripada yang sifatnya incremental, yakni perubahan ”kebiasaan” yang dilakukan guru dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya.

Maka, peran pimpinan sekolah yang diharapkan adalah, bagaimana menciptakan lingkungan dan suasana agar dapat saling berbagi dan ”menularkan” pemahaman, pengetahuan, serta keterampilan guru kepada rekan lain. Dalam proses interaktif tersebut akan terjadi proses pemurnian pemahaman dan disekuilibrium atas pengetahuan yang dimilikinya.

Belajar melalui mengajar atau berbagi pengetahuan dengan rekan sesama guru, misalnya, selain meningkatkan pemahaman dan keterampilannya sendiri akan membuat apa yang dipelajarinya itu menjadi lebih mengendap, aktual, dan hidup. Proses guru mengadopsi pengetahuan tidak berhenti pada tataran akusisi belaka, tetapi masuk ranah internalisasi dan aktualisasi yang terjadi melalui proses interaktif yang terjadi bersama rekan guru lainnya.

Kreativitas mengandaikan proses berpikir tidak linier atau lateral dalam melihat sebuah kebenaran. Perbedaan cara pandang dan ketidaksepakatan harus dihargai dan dihormati. Tidak anggota komunitas pembelajar sekolah, jatuh dalam tafsir seperti ketidaksopanan, keanehan, inkonsistensi, dan ketidakseragaman dalam memandang perubahan dan kreativitas yang dilakukan gurunya.

Guru kreatif terkadang mengajar dalam bingkai eksplorasi dan ketidakjelasan. Ia lebih mencari esensialitas daripada rutinitas atas apa yang dipelajari bersama siswa. Ia akan tersenyum manakala siswa bertanya, ”Pak saya menemukan hal berbeda, tidak seperti yang bapak katakan atau teman saya temukan, mengapa?”

Penulis:
T Gunawan Wibowo, Guru SMA Kanisius, Sedang Belajar Program Studi Instruksional Leadership, Loyola University Chicago.

Sumber : klubguru.com

Rabu, 13 Mei 2009

Cara mudah mereset password user windows

Mungkin anda pernah mengalami kejadian seperti ini ? Lupa password untuk login di komputer. Bingung dan panik, mungkin itu yang anda rasakan pada saat itu. Bingung karena dihadapkan pada pilihan antara instal ulang windows atau tidak, padahal data yang ingin kita ambil itu sangat penting dan harus ada pada saat itu juga. Tenang saja semoga tips ini bisa membantu teman-teman yang menghadapi masalah tersebut.
 
  1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah me-restart Windows anda dan pada saat booting tekanlah F8 untuk masuk ke menu Windows Advanced Options Menu
  2. Ada sekitar 11 options yang bisa kita pilih, seperti Safe Mode, Safe Mode with Networking, Safe Mode with Command Prompt, Enable Boot Logging, Enable VGA Mode, Last Known Good Configuration, Directory Services Restore Mode, Debugging Mode, Disable automatic restart on system failure, Start Windows Normally, dan Reboot.
  3. Kemudian pilih menu Safe Mode. Setelah Options Safe Mode dipilih, maka windows akan me-load driver-driver standart windows.
  4. Setelah windows selesai me-load driver tersebut, akan muncul menu Login dan dilayar akan tampak user name Administrator dan user anda sendiri.
  5. Pilih user name Administrator. Biasanya user name Administrator tidak menggunakan password.
  6. Setelah anda login, akan tampil sebuah reminder kalau windows dijalankan dalam option Safe Mode.
  7. Akan tampil desktop dengan resolusi yang rendah yaitu 640×480 pixels. Di setiap sudut layar akan telihat tulisan Safe Mode.
  8. Kemudian Klik Start > Control Panel > User Account. Setelah itu pilih user name anda.
  9. Setelah user name anda terpampang dalam layar monitor, pilih menu Remove my Password. Setelah selesai, reboot kembali windows anda seperti biasa.
  10. Setelah tampil menu Login, klik user name anda, dan tidak ada lagi password yang diperlukan untuk Login di user name anda. Setelah proses loading telah selesai, anda bisa men-create kembali password dari Control Panel

 
Sumber : zedkha.wordpress.com

Selasa, 05 Mei 2009

Membuat Grafik dengan Ms Excel (kls XI)

Setelah kita pelajari fungsi dan formula pada microsoft excel beberapa waktu yang lalu, terakhir kita kan bahas mengenai bab Chart (grafik).
Grafik adalah merupakan salah satu fasilitas yang ada di microsoft Excel. Dengan grafik akan memudahkan kita untuk melihat gambaran suatu perbandingan akan serangkaian data yang ada dengan kata lain grafik adalah representasi visual worksheet yang kita buat.
Adapun langkah-langkah pembuatan grafik adalah :
Ketik naskah di bawah ini :

NILAI ULANGAN HARIAN


NAMAUH 1UH 2RATA
Ifan909592.5
Adit857077.5
Vaby607567.5
Filyan657067.5
Edo858082.5
Andwi789084
Natsir808080

  1. Klik ikon Chart Wizard pada toolbar
  2. Pada kotak dialog standard types, pilih bentuk grafik kemudian klik next
  3. Pada data range isi range data dengan menyorot naskah yang sudah diketik. Dan pada series in pilih colomn atau row kemudian klik next
  4. Langkah selanjutnya adalah mengisi Chart title (judul grafik), Catagory (X) axis (sumbu X) dan Value (Y) axis (sumbu Y) lalu klik next
  5. Pada place chart ada 2 pilihan: As new sheet chart 1 berarti tampilan grafik ada pada sheet lain, As object in sheet 1 berarti tampilan grafik satu sheet dengan tabel yang dibuat
  6. Terakhir klik Finish

Senin, 27 April 2009

Mail Merge (materi kls X)

Dengan menggunakan MS. Word, pembuatan surat ini dapat dilakukan dengan cepat dan hasilnya sangat baik. Hal ini karena MS. Word, memiliki fasilitas mail merge (surat massal) dan merupakan salah satu kehandalan dari MS. Word. Untuk membuat mail merge dibutuhkan 2 buah data :
1. Master surat
2. Data
Master surat adalah bentuk surat yang akan kita buat dengan variasi tertentu, sedangkan data adalah bagian surat yang akan diubah-ubah isinya. Dalam data ada yang disebut field, yaitu bagian data yang isinya sama. Sedangkan, bagian utuh dari satu data yang berisi masing-masing field disebut record. Record merupakan kumpulan dari field Untuk langkah-langkah pembuatan mail merge bisa klik disini

Selasa, 24 Februari 2009

Bahan ajar TIK kls X semester 2

Kini akan saya Postingkan juga Bahan Ajar TIK SMA Kelas X untuk semester 2.Pada Semester 2, bahan yang akan diajarkan tidak begitu banyak dan lebih ditonjolkan pada Praktek, karena itu untuk bahan ajar yang disajikan tidak harus berasal dari buku Paket, bisa berasal dari sumber apa saja yang penting sumber bahan ajar tersebut sesuai dengan Kurikulum dan Silabus KTSP yang telah disusun.
Bahan Ajar TIK SMA kelas X untuk semester 2 bahan-bahannya terdiri dari 2 (dua) BAB yaitu:
BAB 1. Manajemen File
BAB 2. Perangkat Lunak Pengolah Kata (Microsoft Office Word)
Karena Topik yang diajarkan disemester 2 ini merupakan Topik umum jadi bahan yang saya berikan ini semuanya berasal dari artikel di Internet yaitu dari Ilmu Komputer. Com pada Website tersebut terdapat ratusan bahan ajar untuk TIK yang bebas anda didownload secara gratis tanpa perlu mendaftar. Dibawah ini ada sebagian bahan ajar TIK yang saya ambil Link nya dari Ilmu komputer.com untuk mencari lebih banyak lagi Bahan Ajar TIK silakan anda kunjungi sendiri websitenya di sini atau beberapa Bahan Ajarnya dapat di download pada Link dibawah ini :
MS WORD

Kumpulan Formula Ms Excel 2003

Pada kesempatan ini akan saya posting kumpulan-kumpulan Formula/rumus yang digunakan pada Microsoft excel 2003, dalam bentuk Buku/E-Book dengan Judul "Microsoft Office Excel 2003 Formulas" Karangan John Walkenbach.Buku ini sangat berguna bagi anda yang ingin mengusai Rumus-rumus yang digunakan dalam Ms Excel 2003.Buku ini berbahasa inggris dengan jumlah halaman sebanyak 868 halman dalam bentuk File PDF.File PDF nya cukup besar sekitar 12 MB, karena itu File downloadnya terbagi atas 4 bagian dengan Format RAR dengan maksud memudahkan dalam mendownloadnya nanti. Jika Sudah didownload ke 4 bagian file RAR tadi, kumpulkan dalam 1 Folder dan tinggal di ekstrak.
File PDF nya dapat di download dibawah ini
File bagian 1
File Bagian 2
File Bagian 3
File Bagian 4
Semoga Bermanfaat